Kata Ekonomi Prasarana mungkin asing di telinga kita dan belum dipopulerkan di Indonesia. Hal itu patut saya buktikan ketika mencari kata "ekonomi prasarana" di mesin pencari Google, maka yang muncul di mesin pencari Google adalah Sarana dan Prasarana Sekolah. Minimnya informasi mengenai Ilmu Ekonomi Prasarana, membuat saya tertarik untuk menelusuri dan mencari tau apa sebenarnya definisi dari ekonomi prasarana. Namun sebelumnya, saya akan memulainya dari konteks kata per kata. Terdapat dua kata dalam ekonomi prasarana, yaitu (1) ekonomi dan (2) prasarana. Ekonomi merupakan sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa (wikipedia). Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalah itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg:scarcity).
Secara garis besar, ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ekonomi makro.
1. Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang yang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional. Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut:
a. Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan didalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran atau belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
b. Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas dibidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
c. Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi cateris.
Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana atau yang lebih dikenal dengan istilah infrastruktur menurut Kodoatie (2005), sebagai pendukung utama sistem sosial dan sistem ekonomi dilaksanakan dalam konteks keterpaduan dan menyeluruh. Infrastruktur yang merupakan fasilitas yang dikembangkan untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam hal pelayanan publik tidak dapat berfungsi sendiri-sendiri dan terpisah. Keterpaduan tersebut menentukan nilai optimasi pelayanan infrastruktur itu sendiri. Berdasarkan jenisnya, infrastruktur dibagi dalam 13 kategori (Grigg, 1988) sebagai berikut:
1) Sistem penyediaan air: waduk, penampungan air, transmisi dan distribusi, dan fasilitas pengolahan air (treatment plant);
2) Sistem pengelolaan air limbah: pengumpul, pengolahan, pembuangan, dan daur ulang;
3) Fasilitas pengelolaan limbah (padat);
4) Fasilitas pengendalian banjir, drainase, dan irigasi;
5) Fasilitas lintas air dan navigasi;
6) Fasilitas transportasi: jalan rel, bandar udara, serta utilitas pelengkap lainnya;
7) Sistem transit publik;
8) Sistem kelistrikan: produksi dan distribusi;
9) Fasilitas gas alam;
10) Gedung publik: sekolah, rumah sakit, gedung pemerintahan, dll
11) Fasilitas perumahan publik;
12) Taman kota: taman terbuka, plaza, dll serta
13) Fasilitas komunikasi.
Ketiga belas jenis infrastruktur tersebut kemudian dikelompokkan dalam tujuh kelompok besar (Grigg dan Fontane, 2000) sebagai berikut:
1) Transportasi (jalan, jalan raya, jembatan);
2) Pelayanan transportasi (transit, bandara, pelabuhan);
3) Komunikasi;
4) Keairan (air, air buangan, sistem keairan, termasuk jalan air yaitu sungai, saluran terbuka, pipa, dll
5) Pengelolaan limbah (sistem pengelolaan limbah padat);
6) Bangunan; serta
7) Distribusi dan produksi energi.
Ekonomi dan Prasarana merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena setiap aspek kegiatan perekonomian membutuhkan prasarana atau infrastruktur yang merupakan satuan terbesar dan alat utama dalam berbagai kegiatan. Oleh karena prasarana (infrastruktur) merupakan hal yang penting, pembangunan perekonomian tidak dapat berjalan lancar jika prasarana tidak baik. Ambil contoh, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang logistik, tentunya memerlukan akses infrastruktur jalan raya yang memadai untuk mengangkut barang-barang logistik ke tempat tujuan. Jika di tempat tujuan tidak terdapat akses jalan dan atau terputus oleh sebuah desa sehingga untuk menghubungkan kedua desa tersebut dibutuhkan jembatan. Namun, jembatan yang menghubungkan kedua desa tersebut hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki dan pengguna kendaraan roda dua karena konstruksi jembatan tersebut terbuat dari kayu sehingga terpaksa kendaraan roda empat harus melewati jalan utama menuju desa tersebut untuk sampai ke tempat tujuan. Jika kendaraan yang mengangkut barang-barang logistik melewati jalan utama membutuhkan waktu 3 jam untuk sampai ke desa tersebut. Sementara jalan menuju tempat tujuan jika menggunakan jembatan penghubung kedua desa tersebut hanya sekitar 20 menit.
Secara garis besar, ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ekonomi makro.
1. Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang yang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional. Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut:
a. Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan didalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran atau belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
b. Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas dibidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
c. Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi cateris.
Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana atau yang lebih dikenal dengan istilah infrastruktur menurut Kodoatie (2005), sebagai pendukung utama sistem sosial dan sistem ekonomi dilaksanakan dalam konteks keterpaduan dan menyeluruh. Infrastruktur yang merupakan fasilitas yang dikembangkan untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam hal pelayanan publik tidak dapat berfungsi sendiri-sendiri dan terpisah. Keterpaduan tersebut menentukan nilai optimasi pelayanan infrastruktur itu sendiri. Berdasarkan jenisnya, infrastruktur dibagi dalam 13 kategori (Grigg, 1988) sebagai berikut:
1) Sistem penyediaan air: waduk, penampungan air, transmisi dan distribusi, dan fasilitas pengolahan air (treatment plant);
2) Sistem pengelolaan air limbah: pengumpul, pengolahan, pembuangan, dan daur ulang;
3) Fasilitas pengelolaan limbah (padat);
4) Fasilitas pengendalian banjir, drainase, dan irigasi;
5) Fasilitas lintas air dan navigasi;
6) Fasilitas transportasi: jalan rel, bandar udara, serta utilitas pelengkap lainnya;
7) Sistem transit publik;
8) Sistem kelistrikan: produksi dan distribusi;
9) Fasilitas gas alam;
10) Gedung publik: sekolah, rumah sakit, gedung pemerintahan, dll
11) Fasilitas perumahan publik;
12) Taman kota: taman terbuka, plaza, dll serta
13) Fasilitas komunikasi.
Ketiga belas jenis infrastruktur tersebut kemudian dikelompokkan dalam tujuh kelompok besar (Grigg dan Fontane, 2000) sebagai berikut:
1) Transportasi (jalan, jalan raya, jembatan);
2) Pelayanan transportasi (transit, bandara, pelabuhan);
3) Komunikasi;
4) Keairan (air, air buangan, sistem keairan, termasuk jalan air yaitu sungai, saluran terbuka, pipa, dll
5) Pengelolaan limbah (sistem pengelolaan limbah padat);
6) Bangunan; serta
7) Distribusi dan produksi energi.
Ekonomi dan Prasarana merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena setiap aspek kegiatan perekonomian membutuhkan prasarana atau infrastruktur yang merupakan satuan terbesar dan alat utama dalam berbagai kegiatan. Oleh karena prasarana (infrastruktur) merupakan hal yang penting, pembangunan perekonomian tidak dapat berjalan lancar jika prasarana tidak baik. Ambil contoh, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang logistik, tentunya memerlukan akses infrastruktur jalan raya yang memadai untuk mengangkut barang-barang logistik ke tempat tujuan. Jika di tempat tujuan tidak terdapat akses jalan dan atau terputus oleh sebuah desa sehingga untuk menghubungkan kedua desa tersebut dibutuhkan jembatan. Namun, jembatan yang menghubungkan kedua desa tersebut hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki dan pengguna kendaraan roda dua karena konstruksi jembatan tersebut terbuat dari kayu sehingga terpaksa kendaraan roda empat harus melewati jalan utama menuju desa tersebut untuk sampai ke tempat tujuan. Jika kendaraan yang mengangkut barang-barang logistik melewati jalan utama membutuhkan waktu 3 jam untuk sampai ke desa tersebut. Sementara jalan menuju tempat tujuan jika menggunakan jembatan penghubung kedua desa tersebut hanya sekitar 20 menit.
Gambaran
diatas terlihat jelas bahwa aktivitas perekonomian (pendistribusian
barang-barang logistik) di desa tersebut tidak dapat dilakukan secara cepat
karena terhambat oleh akses penghubung desa (jembatan) yang hanya bisa dilalui
oleh kendaraan roda dua. Sementara kerugian waktu juga dialami oleh perusahaan
logistik yang seharusnya dapat melakukan efisiensi pendistribusian barang jika
terdapat infrastruktur yang baik dan memadai. Berdasarkan tulisan diatas,
pembangunan prasarana sering terjadi tidak efisien dan efektif karena tidak
sesuai dengan potensi daerah tersebut. Pembangunan infrastruktur diyakini
menjadi akselerator pembangunan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu,
pembangunan infrastruktur sebaiknya memperhatikan segala aspek baik lingkungan,
sosial, dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh
infrastruktur seperti penyediaan listrik, jalan beraspal dan air bersih.
Sebagai contoh adalah listrik yang mempunyai peranan paling penting dalam
proses produksi.
Tulisan
diatas berbicara mengenai ekonomi dan prasarana secara bagian demi bagian. Lalu
apa itu ekonomi prasarana?. Ekonomi prasarana merupakan fasilitas internal
negara yang membuat kemungkinan aktivisitas bisnis, seperti komunikasi,
transportasi, dan jaringan distribusi, lembaga keuangan dan pasar, serta sistem
pasokan energi (www.businessdictionary.com). Infrastruktur merujuk pada sistem fisik
yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung
dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg, 1988). Sistem infrastruktur
merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan
sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan,
instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem
sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000).
Sebagai salah satu konsep pola pikir, gambar berikut di bawah ini diilustrasikan diagram sederhana bagaimana peran infrastruktur:
Gambar
diatas menunjukkan bahwa secara ideal lingkungan alam merupakan pendukung dari
sistem infrastruktur, dan sistem ekonomi didukung oleh sistem infrastruktur.
Sistem sosial sebagai obyek dan sasaran didukung oleh sistem ekonomi. Gambar
tersebut juga dapat dikatakan bahwa lingkungan alam merupakan pendukung dasar
dari semua sistem yang ada. Peran infrastruktur sebagai mediator antara sistem
ekonomi dan sistem sosial dalam tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan
alam menjadi sangat penting. Infrastruktur yang kurang (bahkan tidak) berfungsi
akan memberikan dampak yang besar bagi manusia. Sebaiknya infrastruktur yang
terlalu berlebihan untuk kepentingan manusia tanpa memperhitungkan kapasitas
daya dukung lingkungan akan merusak alam yang pada hakekatnya akan merugikan
manusia termasuk makhluk hidup yang lain.